kospaq
di balkoni; dalam kicau burung kita berdiri melihat malaikat yang tersangkut di langit pagi dibebani doa pendosa yang dikirim semalam
Sunday, April 24, 2011
XXIV
saat tanah
dijamahi
ritmik hujan dan
percik air,
kita corakkan
intim
pada cadar katil dan
cumbu hangat
dijamahi
ritmik hujan dan
percik air,
kita corakkan
intim
pada cadar katil dan
cumbu hangat
XXIII
pada aphrodite yang telah
mati,
dan dewa dewi greek
yang ditelan masa,
kita tuliskan seribu janji
untuk sang kekasih yang belum
pasti.
mati,
dan dewa dewi greek
yang ditelan masa,
kita tuliskan seribu janji
untuk sang kekasih yang belum
pasti.
XXI
di celah
keramaian suara siang,
kita
masih temukan daerah asing
dalam diri yang tak
tercerah
--walau disuluh
keramaian suara siang,
kita
masih temukan daerah asing
dalam diri yang tak
tercerah
--walau disuluh
XX
di bawah redup tebing kota, pohon - pohon yang baru tumbuh melagukan nyanyian kematian untuk kita yang merayakan kesepian
XVIV
yang akan kamu temukan dalam naratif hidup aku hanyalah nada - nada apologi, melankolik, kata rayu dan kesepian yang paling dalam
Subscribe to:
Posts (Atom)